Perempuan Terluka; Tentang Cinta dan Prasangka
Saturday, December 06, 2014
Judul Buku : Perempuan Terluka
Penulis :
Qaishra Shahraz
Penerbit : Mizan
Tahun Terbit : 2004
Tebal :
412 halaman
Perempuan
Terluka ditulis oleh pengarang Inggris kelahiran Pakistan,
Qaishra Shahraz, dan merupakan novel dwilogi. Buku pertama berjudul Perempuan
Suci. Dari sedikit novel yang telah ditulisnya, hanya dwilogi ini saja yang
terbit dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kedua novel Qaishra Shahraz memiliki kesamaan
tema yaitu mengangkat kehidupan perempuan-perempuan Pakistan. Ia menulis
tentang perempuan Muslim Pakistan yang berbaur dengan kehidupan barat namun tak
berdaya ketika menghadapi ‘adat’ di kampung halamannya, seperti dalam Perempuan
Suci. Ia juga menulis tentang bagaimana dominasi laki-laki terhadap
perempuan sebagaimana dalam sekuelnya Perempuan Terluka.
Meski
Perempuan Terluka adalah sekuel dari Perempuan Suci, sesungguhnya
keduanya bukan cerita yang saling bersambungan. Kau boleh membaca sekuelnya
terlebih dahulu tanpa harus khawatir dengan cerita yang tidak nyambung. Tokoh sentral
dan cerita kedua novel ini sama sekali berbeda. Yang menghubungkan keduanya hanyalah
karena tempat kejadian ada di desa yang sama namun pada masa yang berbeda, juga
hadirnya seorang tokoh lelaki tua yang harus masuk dalam kedua cerita karena lelaki tersebut adalah orang
penting di desa tersebut. Ia adalah Siraj Din; tokoh yang hadir dalam buku
pertama (dengan cerita pertama) dan juga hadir dalam buku kedua (dengan cerita
yang berbeda pula).
Perempuan
Terluka bercerita tentang Naghmana yang harus menghadapi
pengadilan terbuka di desa Chiragpur. Naghmana adalah pendatang di desa
tersebut. Pengadilan tersebut jatuh atas dirinya karena ia tertangkap basah
sedang mengadakan pertemuan di tengah malam buta bersama seorang lelaki
penduduk di desa tersebut, bernama Haroon. Di satu sisi, Haroon sudah memiliki
seorang istri bernama Gulshan. Naasnya, yang menangkap basah pertemuan Naghmana
dan Haroon, justru oleh istri Haroon sendiri. Berita ‘berdua-duaannya’ Naghmana
dan Haroon di satu malam menjadi berita perselingkuhan paling panas di desa
tersebut. Berhari-hari, berminggu-minggu, kehidupan seperti di ‘neraka’ tidak
hanya dialami oleh Gulshan, namun juga oleh hampir seluruh penduduk desa. Oleh
penduduk desa, Naghmana dianggap sebagai perempuan pelacur penggoda suami
orang. Hingga akhirnya, turunlah sebuah keputusan dari Siraj Din, tokoh penting
di desa tersebut, bahwa Naghmana dan Haroon harus dibawa ke pengadilan terbuka
(Kacheri), yang dalam pelaksanaannya akan disaksikan oleh seluruh warga
desa. Naghmana dan Haroon dipaksa untuk
mengakui perzinaan. Karena terdesak, Haroon pun mengeluarkan sebuah pernyataan
atas Naghmana. Dengan hanya tiga kalimat yang keluar dari mulut Haroon; cukuplah membuat orang-orang terperangah. Semua terdiam dengan mulut menganga dan mata membeliak.
Siraj Din tersungkur dari kursi kebesarannya.
Dan…
saya yang membaca pun, ikut tersentak. Apa pasal? Mungkin sebaiknya baca
sendiri saja, ya. Bisa-bisa spoiler kalau saya ceritakan di sini. Karena
sesungguhnya, di bagian pengadilan tersebutlah letak serunya novel ini. Meskipun
bagian lainnya tak kalah seru.
Well, dibanding
buku pertama, saya lebih menikmati membaca kisah di buku kedua. Buku pertama
malah tidak saya baca sampai habis karena terlalu panjang dan bertele-tele. Tapi herannya, di Goodreads malah buku kedua
ini ratingnya lebih rendah.
Perempuan
Terluka adalah novel roman biasa dengan latar di sebuah pedesaan
di Pakistan. Penulis tidak terlalu banyak meng-eksplore setting karena
mungkin sudah terlalu banyak diceitakan di buku pertama. Meski demikian, kau
akan tetap dapat mengikuti cerita ini dengan baik, kau akan tetap disuguhi setting cerita yang kuat dan memikat. Mungkin ide ceritanya klise,
tentang cinta yang mendua, namun Qaisha Shahraz mengeksekusinya dengan cara
yang membuat pembaca berdebar-debar. Pembaca ‘dipaksa’ untuk mengikuti sebuah
rahasia yang dipaparkan di awal buku. Lihat bagaimana Qaisha Shahraz menyusun
plot cerita! Pertama, diawali dengan kisah
seorang laki-laki tua yang mengalami penyesalan menjelang akhir hidupnya. Dari
sini, penulis menutup rapat sebuah rahasia besar tentang penyesalan laki-laki
tersebut. Setelah satu bab bercerita tentang laki-laki tua tersebut, cerita
kemudian flask back ke masa-masa beberapa tahun lalu. Di bagian ini,
penulis memulai cerita tentang lelaki tua di masa lalu, tentang hubungannya
dengan seorang perempuan, dan apa yang telah dilakukannya terhadap perempuan
tersebut yang kemudian menjadi penyesalannya seumur hidup.
Ini
adalah sebuah cerita yang menggetarkan hati dan sedikit banyak mengingatkan
pembaca agar berhati-hati dalam memberikan atau mengambil sebuah keputusan.
Apalagi jika keputusan tersebut berujung pada terputusnya hubungan suci yang
telah diikrarkan oleh sepasang anak manusia.
Novel ini memang tak sedramatis Taj Mahal, namun saya merasakan sesak yang sama saat
mengikuti alur cerita yang dituliskan oleh Qaishra Shahraz dalam buku ini. Inilah Perempuan Terluka; sebuah
cerita yang tak terduga, tentang cinta dan prasangka.
17 comments
Saya pernah lihat cover Perempuan Suci. Saya kira kok judulnya gitu banget, siapa penulisnya hihi...
ReplyDeleteternyata ini dwilogi dan setting Pakistan.wahh... baru tahu ada novel tentang kehidupan di Pakistan.
Resensinya bagus, bikin saya penasaran :D
wah, dulu sy punya perempuan suci, gak tahu sekarang nyelip dimana, baca nama pengarangnya kirain orang india or pakistan asli, tahunya orang inggris ya...resensinya bagus mbak :)
ReplyDeleteApa masih ada di jual ya. Jadi pengen beli. Di gramed kira2 mau nerbitin buku ini ya.
ReplyDeleteTerima Kasih sudah berbagi....
Perkanalkan Saya Blogger Gorontalo
Idrus Dama
Penulis catatan harian di : www.cahayapena.com
Idrus Dama:
ReplyDeleteSalam kenal kembali. Terima kasih sudah berkunjung. Buku ini diterbitkan oleh Mizan tahun 2004. Saya tidak tahu apakah masih dijual di tobuk Gramedia, secara ini buku terbitan lama. Tapi saya yakin masih ada yang menjualnya. Coba jelajahi saja toko2 buku online yang biasanya suka menjual buku2 terbitan lama. Atau pada orang-orang yang membuka lapak buku di facebook. Semoga beruntung ya :D
mbk Lyta; penulisnya orang Pakistan asli, lahir di Pakistan. Hanya saja dia dibesarkan di Inggris :D
ReplyDeleteMbak Melani Ika:
Seruuu mbak membaca ini. tapi aku kurang suka buku pertama yang berjudul Perempuan Suci. bosan bacanya. Sudahlah ceritanya terlalu panjang, tulisannya kecil-kecil, ceritanya pun bertele-tele. aku stop membacanya, gak mau lanjut lagi, ahahaa...
nah kalo Perempuan Terluka, aku merasakan perbedaan saat membacanya. Lebih seru perempuan terluka
Wah ini lanjutan perempuan suci.. Baca resesinya jadi inget buku Perempuan Suciku yang entah mengapa blm juga kutamatkan. Di Perempun suci ada ZarriBano yang harus menikah dengan Alqur'an dan asa Siander yg dicintainya...disini nggak dibahas ya Kak Ekky?.
ReplyDeleteHm..resensinya membuatku ingin segera menuntaskan novel Perempuan Suci yang lebih dari 700 halaman itu...hehe
Seperti biasa resensinya memikat Kak Ekky...Makasih sudah berbagi...
bikin penasaran ih...
ReplyDeleteAku udah baca yg Perempuan Suci. Sepertinya yg ini masih dijual di obralan diskon 50%. Pernah lihat, tapi belum tertarik beli karena cukup berat *lagi males baca yg berat2 :D
ReplyDeleteReviewnya bikin penasaran pengen baca deh.
Awalnya heran. Ini kok gambar covernya kayak perempuan India. Oh.ternyata kisah wanita Pakistan ....Pantas covernya kayak India :)
ReplyDeleteReviewnya cakep..
ReplyDeletehadeuh.. bikin penasaran deh yg tiga kalimat itu..
mbak Yunita:
ReplyDeletenggak mbak, beda cerita perempuan suci dengan buku ini mah. dan masanya juga udah bebeapa tahun ke depan. Zarri bano ada nongol sebentar, satu halaman kalo gak salah. Ya, cuma numpang lewat satu halaman gitu aja mbak, xixixii....
Aku sendiri belum habis baca perempuan suci.. tebeeel euy. udah baca sampai pertengahan buku, terpaksa kuhentikan. faktor utamanya bukan tebal sebenarnya, tapi karena ceritanya terlalu bertele-tele. nah beda gitu pas baca Perempuan terluka, di sini penulisnya gak terlalu bertele-tele. dalam menggambarkan tokoh juga gak sampai berhalaman-halaman kayak di Perempuan suci.
Hmm...aku mungkin akan melanjutkan baca perempuan suci yang sempat kuhentikan, tapi mungkin kapan-kapan kali ya, kalo udah mood ku baik ke buku itu, hahaa...
mbak Nunung Yuni:
ReplyDeleteIya mbak, pakaian perempuan di Asia selatan memang mirip mbak. Pakistan, Bangladeh, India, Nepal, perempuan-perempuan mereka memang pakai shari :D
udah baca perempuan suci pas SMA eh baru tau ada buku ke 2 nya.. hehehehe..
ReplyDeleteOk, fix. Nanti kalau nemu bakalan beli. Selama ini selalu maju mundur buat belinya. Soalnya saya pikir harus baca dulu Perempuan Suci.
ReplyDeleteTerima kasih reviewannya yang bikin penasaran :D
Hehehe mbak ferdelyn sama kayak aku, aku benar benar kecewa baca perempuan suci buat aku sama sekali tidak masuk akal saya penasaran apakah ada kultur di Pakistan dimana perempuan menikah dengan Al-Quran sedangkan nabi saja meminta umatnya untuk menikah? Saya khawatir minim riset rasanya saya pengen tanya ke orang pakistan langsung adakah kultur itu? saya ga ada tempat buat nanya. Atau tanya penulisnya apa motifnya mnulis novel tsb. Saya gak slesein baca. Btw saya ingat banget ada loh sinetron yg mirip itu mirip banget di Indosiar waktu itu (smoga saya gak salah) yg main sandy siapa gitu yg main eiffel im in love. Lah jd curhat beda topik. Mbak reviewmu selalu bagus,sukka. tapi saya orangnya gampang kapok kalo sekali baca novel ga bagus saya ga mau beli tulisan pengarang itu lg. Saya suka Anita Nair dr India sayang baru baca 1 novelnya.
ReplyDeleteNah setuju mbak Ru, saya agak merasa janggal dengan adat itu. menikah dengan AlQur'an? Baru dengar saya, ya dari novel itu, dan agak aneh.
ReplyDeleteTapi sekuelnya saya malah enak banget bacanya mbak, dibanding Perempuan Suci, bertele-teleeee...ntar kapan-kapan mau saya coba baca baca lagi ding. Kadang pembacaan pertama dan kedua suka beda rasa, xixixiii...
Terima kasih mbak udah sharing. Ini daku malas banget bikin review, padahal buku udah banyak lho yang kubaca, huhuhuuu
Jadi pingin baca mbak :) belum pernha baca karya beliau. karena memang kebanyakan baca buku travelling. novel hanya beberapa. ntar pulang, aku hunting.... menarik
ReplyDelete