Kumcer Nyanyian Cinta
Saturday, October 11, 2014
Judul Buku : Nyanyian Cinta
Penulis : Abbas Aditya, dkk.
Penerbit : Wahyu Media
Tahun terbit : 2013
Sudah
lama saya tidak membaca buku-buku kumpulan Cerpen. Untuk buku Kumcer, saya
sudah agak selektif sekarang. Dulu, di
awal 2000-an, saat booming
karya-karya penulis FLP dengan fiksi islaminya, saya cukup intens membaca kumcer, terutama yang ditulis oleh penulis FLP. Tapi
sekarang, seiring dengan berkurangnya buku-buku Kumcer yang diterbitkan oleh media,
sayapun juga mulai jarang membaca kumcer. Saya hanya membaca cerpen dari
penulis yang terkenal saja. Jika kemudian saya membaca buku yang berjudul Nyanyian
Cinta ini m –yang jika dilihat secara nama penulis adalah deretan para penulis
pendatang baru– itu adalah karena dua
hal. Saya mendapatkan buku ini secara gratis dari penerbit ini setelah
memenangkan sebuah lomba resensi di penerbit tersebut. Saya merasa berkewajiban
membaca buku-buku yang dihadiahkan ke saya.
Selain itu, saya mulai tawar menawar, barangkali saja kumcer zaman
sekarang tidak segaring kumcer-kumcer zaman dulu. Namun ternyata saya harus
kecewa. Buku ini jauh sekali dari ekspektasi saya.
Ada
13 cerpen dalam buku ini, yang terinspirasi dari 13 lagu. Oleh sebab itulah
judulnya adalah Nyanyian Cinta. Rata-rata
penulisnya masih terbilang sangat muda. Cerpennya pun campur genre. Ada yang
menulis cerpen dengan tema yang remaja banget,
ada juga yang menulis cerpen bergenre roman, bahkan tema umum tentang persoalan
sosial di masyarakat. Yang menyatukan mereka hanya karena semua cerpen ditulis
berdasarkan inspirasi sebuah lagu. Mungkin inilah satu-satunya kelebihan buku
ini. Untuk cerpen-cerpennya sendiri, rata-rata
masih jauh sekali untuk dijadikan sebagai cerpen-cerpen yang menarik dan
memikat.
Kemampuan
para penulis dalam mengolah kata menjadi sebuah cerpen dalam buku ini terlihat
begitu beragam. Ada yang gaya menulisnya masih mentah sekali sehingga saya
berpikir cerpennya belum layak untuk dibukukan, ada juga yang menulisnya sudah
lumayan bagus walau bukan (belum) menjadi yang luar biasa. Tapi mungkin karena
kemampuan penulisnya menangkap ide dari sebuah lagulah yang membuat
cerpen-cerpen mereka dibukukan.
Buku
kumcer ini tergolong tipis, hanya 231 halaman dengan tulisan yang besar-besar.
Karena cerpennya ringan-ringan dan cenderung khas-penulis-pemula-banget, jadinya bisa selesai dibaca dalam
sekali duduk saja. Kadang, beberapa paragraf dalam sebagian besar cerpen, saya
lewatkan begitu saja. Dari 13 cerpen, tidak ada yang menjadi cerpen favorit
saya. Namun ada dua cerpen yang kualitasnya agak lumayan dibanding cerpen-cerpen
lainnya dalam buku ini. Yang pertama ada cerpen berjudul ‘Hati Satu Hari’,
cerpen roman dengan alur yang padat, pemilihan diksi yang lumayan bagus, dan ending yang tak tertebak. Yang kedua
adalah cerpen yang berjudul ‘Pelukan Selalu Kupercaya’. Cerpen ini mengambil
tema cerita yang berbeda dengan cerpen-cerpen lainnya dalam buku ini yang sebagian
besar bertema cinta, yaitu tentang kehidupan PSK. Ceritanya menarik karena
bercerita tentang PSK turunan, dari nenek sampai cucunya, hanya saja kurang
digarap secara maksimal.
Semoga
ke depan, penulis-penulis pemula ini bisa menelurkan karya yang lebih cetar
membahana lagi.
***
Rating: 1/5
5 comments
wow ulasan yang jujur, jadi penasaran sama cerpen yang judulnya hati satu hari dan pelukan selalu kupercaya
ReplyDelete"...barangkali saja kumcer zaman sekarang tidak segaring kumcer-kumcer zaman dulu."
ReplyDeleteIni bagian paling seru dari ulasan Eqie kali ini, hehehehe. Btw, komen ini ditulis sambil ngedengerin lagu yang dulunya kedengaran keren. Tapi kok sekarang rada garing kesannya, Wo Shi Zhen De Zhen De Hen Ai Ni (Jerry Yan / F4 ) :D
tapi lebih baik tipis isinya bagus daripada capecape baca yang tebel eeh ga seru alias gantung ..ahaha
ReplyDeleteSangat menginspirasi... jadi pengen membaca bukunya deh
ReplyDeleteterima kasih.. terima kasih... sudah membaca review abal-abal ini :D
ReplyDelete